Kehadiran Fajar Sadboy Meberikan Dampak Negatif Bagi Pola Fikir Pelajar

Oleh Muh.Fadhli.Nuran

(Ketua Umum PD IPM Bone)


Sejak videonya viral di media sosial, Fajar 'Sadboy' kian tampil di televisi, bukan tanpa sebab anak usia 12 tahun ini menjadi undangan tamu, melainkan soal hubungan asmaranya yang kandas di tengah jalan. 


Di era disrupsi media inilah anak-anak seperti Fajar lahir. Era ketika mereka dengan mudah mengakses berbagai konten di atas umurnya dan dipaksa dewasa sebelum waktunya. 


Kehadiran fajar sadboy di konten media berdampak negatif bagi pelajar, konten yang diperlihatkan oleh fajar sadboy melalui media seakan mencederai pemikiran Pelajar, terutama Pelajar yang berusia 12 Tahun ke bawah. Melihat saat ini pengunaan media sosial tidak lagi dibatasi usia, konten yg kemudian diperlihatkan oleh fajar sadboy di media sosial tak lagi mempunyai etika pendidikan.


Selain itu tentu kiranya Komisi Penyiaran (KPI), agar lebih serius mengamati setiap program siaran di televisi, program siaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak dan remaja ketika menjadi tamu undangan di stasiun televisi


Sebagai Regenerasi hari ini, pelajar dituntut untuk tetap berilmu dan berprestasi namun secara tidak langsung beberapa stasiun TV dan Sosial Media malah mempertontonkan dengan hal-hal yang tidak mengedukasi, malah beberapa dari mereka malah menjadikan kandasnya hubungan asmara Fajar sebagai bahasa tertawaan dan mendapatkan pundi-pundi rupiah. 


hari ini bukan hanya masalah kenakalan remaja, pengunaan narkoba, tapi hari ini pelajar dirusak degan konten-konten negatif di media sosial. Dengan kehadiran fajar sadboy di media, pelajar hari ini lebih banyak melihat tontonan yang negatif sehingga hal tersebut terbawah dalam kesaharian para pelajar.


Pelajar hari ini telah kehilangan gelar, sejak ada internet, keran informasi terbuka lebar dan hampir semua orang bisa menadah airnya. Di dunia digital, jarak antara informasi dan pembaca hanya seketukan jari tangan. Nyaris terjangkau semua orang, tak pandang umur. 


‌ Sebagai seseorang yang terpelajar sudah menjadi tugas kita dalam mengingitkan sesama pelajar dalam mengakses internet dan media sosial. Menurut penulis Ikatan Pelajar Muhammadiyah perlu hadir dan menggaungkan gerakan kontrol media sosial bagi pelajar.