Oleh :Khaerul Ikhsan (Ketua Umum PC IPM Maccinibaji)
Dunia organisasi merupakan kondisi dimana setiap orang membangun komitmen dalam mencapai tujuan bersama. Kondisi dimana seseorang menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam menghadapi problem sosial di tengah masyarakat. Kehadiran kader tentu sangat dirindukan kehadirannya di tengah masyarakat untuk mengabdikan diri di semua sisi baik dari sisi (Keislaman), ( Keilmuan), (Kekaderan), (Kemandirian), (Kemasyarakatan). mengembangkan potensi dirinya melalui IPM.
Kelima hal itu menjadi dasar pokok perjuangan yang sering disebut niai dasar dalam berorganisasi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Sehingga, tidak jarang kita jumpai dalam diri setiap kader IPM mempunyai ciri khas tersendiri dalam mengembangkan potensi dirinya melalui IPM.
Dalam organisasi, komunikasi merupakan proses yang paling berpengaruh
terhadap kemajuan dan kegagalan perusahaan. Redding dan Sanborn (Mulyana 2008)
menyatakan komunikasi organisasi merupakan proses adanya penyampaian dan penerimaan data atau pesan dalam suatu organisasi yang berstruktur. Bidang ini meliputi komunikasi internal, hubungan atau interaksi manusia, hubungan atau interaksi untuk persatuan pengelolaan, adanya komunikasi dari jabatan atas kepada jabatan dibawahnya
(downward), komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward), serta komunikasi antara individu-individu yang setara tingkatnya dalam organisasi (horizontal), kemampuan
terampil dalam komunikasi dalam penyampaian lisan, menerima atau mendengar pesan,
menulis atau mencatat informasi serta komunikasi untuk evaluasi program dalam
organisasi (Masmuh, 2013). Secara rinci, Max Weber melalui pendekatan sibernetika
memposisikan komunikasi di bagian depan yakni sebagai proses penting yang menjadi
kunci yang dipakai untuk menghasilkan susunan ataupun struktur organisasi (Little John,
2008). Maka dari itu diperlukan komunikasi yang tepat untuk memajukan sebuah
organisasi. (Lihat Epirents. UMM. ac.id)
Namun akhir-akhir ini penulis melihat menurunnya animo berikatan terjadi baik pada pengurus maupun pelajar terutama pada tahun pertama pandemi, Anjloknya gairah berikatan bukan cuma disebabkan faktor internal pelajar itu sendiri, melainkan keadaan atau lingkungan yang tidak mendukung.
Selain itu kepemimpinan dalam Organisasi merupakan suatu hal penting dalam meningkatkan gairah berorganisasi, kepemimpinan yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.
Gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang-orang yang dipimpin. Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan banyak nya kader yang tidak aktif, Hal itu timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak disenangi. Pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang mampu membangkitkan semangat kerja dan menanamkan rasa percaya diri serta tanggung jawab pada anggota untuk melaksanakan tugas-tugas penuh tanggung jawab guna mencapai pro duktivitas organisasi. Hal ini adanya tuntutan organisasi bahwa pemimpin dapat memprioritaskan kepemimpinannya yang berorientasi pada tugas dan hubungan antar manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kematangan anggota. Karena itu pemimpin dituntut oleh organisasi untuk bisa fleksibel dalam menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat diantaranya yaitu gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, dan laissez faire (bebas).
Di sisi lain masalah ego sektoral kerap kali juga menghiasi dunia organisasi, hal ini sudah cukup lama menghiasi bahasan saat diskusi tentang organisasi, dan telah menjadi masalah akut yang sampai sekarang belum ada solusi pemecahannya.
Pola pikir dan tindakan yang melekat pada sektor atau bagian tertentu yang tidak ingin
berbagi informasi dengan pihak lain dalam organisasi yang sama. Dampaknya tidak hanya
menurunkan efisiensi operasional secara keseluruhan, tetapi juga akan menggerus moral
kebersamaan sehingga tidak mau berkontribusi dan sulit untuk mencapai sinergi demi
tercapainya cita-cita Ikatan, sudah semestinya kita tidak terjebak dalam ego sektoral, jangan
bangun tembok tinggi-tinggi, apalagi merawat luka lama, sehingga bagaikan benteng kokoh
yang menghadang setiap upaya untuk bersinergi meraih tujuan dan kemajuan.
Kita sebagai kader dapat melihat dengan jelas dan merasakan dampak yang sedang terjadi saat ini. Sekarang semangat kader adalah menciptakan iklim pergerakan organisasi yang sejuk, nyaman dan berdampak bagi anggota. Sejuk yang memiliki arti jelas dalam menggapai cita-cita yang sudah di rancang dan di tetapkan menuju mimpi untuk berkembang. Nyaman yang memiliki arti solid dalam membina lPM. Berdampak yang memiliki arti memberikan controling yang sangat massif kepada kader IPM. Jadikan Ikatan sebagai tempat untuk pulang, Sebab aku tahu cinta terbaik akan selalu pulang.