MAROS– Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan (Sulsel), Syaharuddin Alrif, berikan sejumlah pesan kepada kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) se Sulsel.
Pesan tersebut disampaikan dalam agenda tudang sipulung yang merupakan rangkaian kegiatan semarak milad IPM ke 61 tahun tingkat Sulsel, yang dilaksanakan di Baruga Taman Wisata Nasional Bantimurung, Jumat (26/8/2022), malam.
Agenda yang mengangkat tema inspiratif, kolaboratif dan progresif itu, Syahar yang merupakan sapaan akrabnya itu, berpesan agar kader IPM harus mampu menafsirkan tema tersebut.
Syahar menjelaskan kader IPM harus menjadi sosok inspiratif didalam kehidupan berorganisasi maupun kehidupan masyarakat.
"Teman-teman IPM harus bisa menjadi inspirator dalam setiap lini kehidupan, baik itu di Sekolah, Kampus ataupun di lingkungan masyarakat," ungkap Syahar didepan ratusan kader IPM Sulsel yang hadir.
Syahar menilai, menjadi pimpinan di IPM itu merupakan wadah untuk menjadi sosok yang inspiratif.
"Menjadi ketua atau pimpinan organisasi itu berarti kita menjadi sosok inspiratif," ujar Syahar.
Namun lanjut dia, menjadi pimpinan di IPM harus diawali dengan belajar sungguh, sebab itu menjadi bekal dalam melaksanakan amanah berpimpinan di IPM.
"Tapi untuk menjadi orang inspiratif lewat berpimpinan di IPM itu harus dengan belajar sungguh-sungguh, karena itu bekal kita," imbuh legislator partai Nasdem itu.
Kendati demikian, menurut mantan sekjend Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu, IPM saat ini masih terlalu besar secara internal.
"Di Internal kita hebat namun di luar kita tidak eksis," ungkapnya.
Oleh karena itu katanya, IPM diusia 61 tahun itu harus bisa memperbaiki dan menyegarkan gerakannya agar bisa menunjukkan kebermanfaatannya bagi para pelajar.
Kolaborasi adalah kucinya kata dia, sebab dengan berkolaborasi bisa memunculkan progresifitas sehingga mampu eksis dan melahirkan kader umat, bangsa dan perserikatan.
"Dengan kolaborasi IPM tentu akan bisa eksis sehingga IPM bisa melahirkan kader Ummat, Bangsa, dan Persyerikatan," tutupnya.
Reporter: Asrianto Rajab